buka hatimu

Pages

Selasa, 26 Agustus 2014

Aku Melu Sopo?

Malam ini jari-jari mulai terasa gatal lagi, pinginnya nduleki papan ketik men biso dadi tulisan lan wacanan. jane yo gor asal nulis tapi itung-itung yo ben selalu updatelah..* ini judulnya agak unik, " Aku Melu Sopo?" itu judul dalam bahasa jawa yang arti dalam bahasa indonesianya "aku ikut siapa".
Agi sore mau oleh inspirasi baru, dadi malam ini rasanya pingin tak curahno kabeh mau..
Maaf blog ini sekarang banyak menggunakan bahasa jawa, jadi yang ngga bisa bahasa jawa silakan belajar dulu hehe..

Awal cerita..
Dulu saat pelayan baru itu datang suasana agak aneh rasanya, banyak temen-temen yang berbisik-bisik di belakang, pasal pelayan baru itu parasnya cantik dan masih muda. Tapi dia agak somse and the jarang bertegur sapa. Dan setelah lama saling kenal dan bekerja bersama-sama eh.. ternyata orangnya asik juga. Meski dengan melewati proses dan pertemuan-pertemuan yang entah kesekian berapa akhirnya gadis itu makin akrab saja dengan saya hehe..

Sebagai seorang saya yang sudah berkeluarga dan punya anak ingin rasanya saya mengetahui unek-unek apa saja yang sering dikeluhkan oleh anak-anak lain. Dan melalui gadis yang masih berumur sekitar 18 tahun itu saya mendapatkan sesuatu hal yang mungkin pernah terlupakan bagi saya atau para orang tua yang lain.

Berawal dari seorang tamu wanita yang membawa kedua anaknya yang datang dan makan di restoran tempat kami bekerja, tamu wanita itu kira-kira masih berumur 30-an, membawa dua orang anak yang masih kecil. Satu berumur 3 tahun dan yang satunya lagi masih berumur 4 bulan. Saat tamu itu sedang makan saya dan gadis itu berbincang-bincang di belakang. sambil memperhatikan ke depan, saya memulai percakapan..

Saya: "Lihatlah wanita itu. kasihan dia, mengurus kedua anaknya itu dia pasti kerepotan sekali, Bahkan memasak pun kadang tak sempat hingga dibela-belainnya buat makan di resto ini."

Gadis: " Melahirkan anak itu sakit ya?"

Saya: "Tentu saja, tapi jangan takut. Melahirkan anak itu sudah seharusnya bagi kita. Tapi kalau bisa kita merencanakannya sebelum dan sejauh-jauh hari sebelumnya. Lihatlah dia, ketika ibu ingin makan anaknya yang paling kecil ingin tidur, dan ketika makanan ibu belum selesai dilahapnya anaknya sudah bangun. Sang bapak tak bisa setiap saat membantunya dalam merawat sang anak, ia juga harus bekerja di luar, jadi dalam posisi seperti itu kalau masih ada yang membantu kita itu masih mending."

Gadis: " Di rumahku juga ada anak kecil yang masih berumur 4 tahun."

Saya: "Apakah dia anak kakakmu atau dia adikmu?"

Gadis: "Bukan, dia anak bapakku."

Saya: " Oh, apa bedanya? berarti dia adikmu."

Gadis; " Tapi dia anak dari istri bapakku yang baru."

Oh.. jawabku.

Setelah ngobrol panjang lebar akhirnya gadis itu bercerita kalau ibu kandungnya telah bercerai dengan bapaknya. Ketika saya tanya mengapa ibu bapak kalian dulu bercerai, dia bilang: " karna sang ibu punya pacar di luar. Tapi  sebenarnya sebelum ibu punya pacar bapakpun punya pacar  juga. Tapi entahlah.., setelah bercerai sekarang bapak menikah lagi dengan seorang wanita yang pekerjaannya sama seperti bapakku yang sebagai  polisi." Ujar gadis itu.
Saatku tanya apakah kau juga punya cita-cita seperti bapakmu yang jadi polisi? Gadis itupun menjawab tidak. dan tidak tahu and  entahlah apa cita-citanya dia sendiri pun tidak tahu. Dan ketika saya tanya apakah kau memanggil ibu barumu itu dengan sebutan Mama/Ibu? gadis itu pun menjawab tidak. Dia hanya memanggilnya dengan sebutan Bibik. Dan kutanya lagi apakah bapak dan ibumu tahu kalau kau disini bekerja sebagai pelayan? " Iya, mereka semua tahu." Jawabnya. " Ini adalah hal yang wajar, anak seusiaku memang sudah harus belajar bekerja, itung-itung buat uang jajanku sendiri saat di sekolah atau buat sangu saat keluar rumah.

#Mungkin bagi anak-anak yang mengalami hal ini  mereka berpikirnya hanya mengikuti hidup ke arah yang lebih nyaman, dan hal itu mereka bisa rasakan. Meskipun sang bapak menikah lagi dan harus tinggal bersama ibu baru, dengan tak melupakan ibu kandung namun dengan kejujurannya dia akan memilih  mana yang telah memberinya kasih sayang sebagai orang tua.

" Mengapa orang-orang di Taiwan jika bercerai dengan istri/suami sepertinya dan kebanyakan suamilah yang punya hak atas anak-anak?" Lanjutku.

Gadis itu pun menjawab: " Ngga juga, alasan kami ikut bapak karna semasa kecil dulu ibu kami itu sangat galak pada kami. Hal itulah yang membuat kami memilih untuk ikut bapak." Terang gadis itu.

Deg!!!
Ada yang menyentuh ruang hatiku.

Yuk, yang punya anak mari kita saling coment dalam hati masing-masing.
Kebahagiaan dan masa kecil saat anak-anak tak dapat dibeli atau ditukar dan tak dapat diulang kembali. so...Jangan sampai anak-anak kita semasa kecil diruwetkan dengan pertanyaan "aku melu sopo", kalau kita sebagai orang tuanya ya kitalah yang jadi panutannya mereka.. iyo opo ora?

Yang mau menerbitkan buku silakan klik disini: http://wwwst.uctarprodion.biz/menerbitkan-buku.htmlhttp://www.starproduction.biz/menerbitkan-buku.html

1 komentar: