buka hatimu

Pages

Minggu, 23 Desember 2012

Orang yang Kaya Semakin Serakah

Saya adalah orang yang sangat setuju dengan pendapat bahwa kaya itu mulia. kaya itu bagus, kaya itu memungkinkan kita bisa berbuat banyak. seperti berderma dan membantu orang-orang yang kesusahan. Intinya kaya itu bisa, bisa dan bisa. Hanya saja harus ada dua keseimbangan dan tidak menjadi serakah.

Ada sebuah dongeng China tentang orang yang semakin kaya semakin serakah. Simak cerita berikut;

Semakin Kaya, Semakin Serakah

Alkisah disebuah pinggiran desa kecil, hiduplah seorang keluarga paruh baya yang cukup bahagia. Mereka banyak teman dan disenangi orang-orang di sekitar. Walaupun kehidupan mereka hanya ditopang oleh bisnis toko kecil yang menjual berbagai barang-barang kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak segan-segan menolong orang yang mengalami kesusahan.

Dengan ramah, jujur, penuh semangat, dan tulus melayani para pembeli tanpa pandang bulu. Pelayanan yang bagus ditambah harga barang yang wajar menjadikan tempat toko kecil itu menjadi tempat belanja yang menyenangkan. Semakin hari, semakin banyak pelanggannya sehingga semakin berkembang tokonya.

Suatu ketika, Dewi keberuntungan melihat kejadian ini dan ingin memberi mereka lebih banyak harta sebagai ungkapan atas kejujuran, pelayanan dan kebaikan hati pedagang ini dalam melayani orang-orang di desa tersebut. Pada suatu malam ketika keluarga tersebut sedang istirahat, turunlah Dewi keberuntungan dengan membawa tujuh buah gentong berisi perhiasan emas.

Awalnya mereka sangat terkejut dan takut. Namun Dewi yang lemah-lembut membuat mereka yakin bahwa yang hadir adalah Dewi keberuntungan. Dewi berkata, "kebaikan kalian telah menyentuh hati para dewa-dewi, oleh sebab itu saya membawa tujuh gentong berisikan perhiasan untuk kalian." Penjelasan itu membuat mereka sangat lega sekaligus gembira sehingga dapat menerima kehadirannya tanpa merasa takut lagi.

Setelah Dewi keberungtungan pergi, mereka mulai membuka gentong-getong tersebut. Saat gentong pertama mulai dibuka mata mereka langsung terbelelak, karena rasa kaget yang luar biasa; mereka melihat gentong penuh perhiasan emas. Dalam hati mereka mengucapkan rasa syukur dan berterima kasih terhadap Dewi keberuntungan.

Kemudian mereka membuka gentong kedua, isinya sama persis dengan yang pertama. Dari wajah mereka tampak kegembiraan yang membuncah. Begitulah seterusnya, setiap kali membuka gentong dan melihat gentong yang penuh dengan perhiasan, mereka selalu tertawa gembira. Namun ketika membuka gentong yang ke tujuh, mereka sungguh kecewa. Karena ternyata gentong tersebut hanya berisi perhiasan setengahnya.

Melihat kenyataan ini mereka merasa kecewa dan mulai marah-marah, "Dewinya pelit. Kok hanya memberikan enam setengah gentong. Padahal katanya tujuh gentong perhiasan. Bikin orang susah saja. Kita terppaksa harus mengisi sendiri gentong yang ketujuh ini."

Sejak itu mereka berambisi untuk mengisi penug gentong yang baru berisi setengan itu dengan segala cara. Sikap serta perilaku mereka mulai berubah. Keserakahan mulai menghantui kehidupan mereka. Mereka bahkan tidak sempat memikirkan menikmati "hadiah" enam setengah gentong perhiasan lainnya. Yang ada dalam pikiran mereka hanya mencari harta dan keuntungan semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan gentong yang ketujuh itu. Mereka mulai menjual barang-barang dengan harga yang lebih mahal, tidak berderma lagi untuk menolong sesama, bahkan ahirnya nekad melakukan tindakan-tindkan yang tidak terpuji seperti menipu.

Akibatnya mereka mulai dijauhi dan dimusuhi oleh orang-orang sekitarnya. Tidak ada lagi orang yang mau membeli dari toko mereka. Ketentraman dan kebahagiaan berlahan-lahan lenyap dari pasangan itu karena orientasi hidup, sikap menta, perbuatan, dan tindakan mereka berubah seiring bertambahnya kekayaan mereka. Bukan kenyatan yang salah, melainkan keserakahan mereka.

Pesan;

Janganlah kita seperti pasangan tersebut. Apa yang kita usahakan dan dapatkan harus kita syukuri. dan nikmati sebagai anugrah-Nya. Dengan enam setengah gentong perhiasan emas seharusnya mereka bisa menikmati hidup dengan amat senang dan bahagia. Mereka bahkan bisa pensiun, tidak perlu bekerja keras lagi. Dan dapat berbuat amal lebih banyak dari sebelumnya. Tetapi seperti itulah kenyataan dan realitas yang bnyk kita jumpai  dalam kehidupan ini; Mereka yang semakin kaya semakin rakus dan semakin menindas yang miskin dan sengsara.

Sekali lagi ingatlah..! Dalam hidup ini perlu keseimbangan. "enough is enough." dan bersyukur adalah cara bijak untuk menikmati hidup. Leman.
Salam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar