buka hatimu

Pages

Selasa, 06 Mei 2014

Selfie tanda-tanda adanya gangguan spikologi



Selfie tanda-tanda adanya gangguan spikologi benarkah?

Sebelum meneruskan tulisan ini baiknya kita cari tahu dulu apa sih Selfie itu?
Awalnya saya mengira selfie itu nama orang,  setelah saya baca sebuah artikel yang menjelaskan tentang larangan selfie di sebuah lestoran ternama saya pun makin tertarik untuk mencari tahu apa  sih selfie itu? Kok dilarang?
Setelah mencari informasi dari berbagai situs, ternyata yang namanya selfie itu adalah sebuah istilah bahasa ingris yang berasal dari kata self portrait yang artinya mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik  tanpa bantuan orang lain, self portrait atau yang disingkat menjadi selfie. Selfie dilakukan pertama kali oleh seseorang bernama Robert Cornelius dan dicatat dalam sejarah pada tahun 1839.

Kata "selfie" sendiri  telah mendapat penobatan dari Oxford Dictionaries (Kamus Oxford) sebagai Word of The Year. 
Seperti dikutip dari laman BBC, Rabu, 20 November 2013, Kamus Oxford mendefinisikan kata selfie sebagai aktivitas seseorang yang memotret dirinya sendiri, umumnya menggunakan ponsel atau webcam, kemudian mengunggahnya ke situs media sosial.

Oh.., itu toh maksudnya. Ternyata setelah memahami arti dari selfie, saya pun melirik ke diri saya sendiri. Ya.., ternyata selama ini saya pun termasuk salah satunya dari mereka- yang suka selfie. =D

Benarkah selfie itu bentuk dari tanda-tanda adanya gangguan spikologis? yuk kita telusuri infonya yang telah saya kumpulkan dari berbagai sumber.

Kini di era teknologi yang serba maju, aksi hasil selfie banyak dijumpai dan beredar di berbagai media dan jejaring sosial. Dengan menggunakan perangkat hight tecnology smartphon, tablet, aksi selfie banyak dijumpai dimana-mana dan kapanpun juga. Seperti saat di stasion, taman, dan tempat-tempat umum lainnya. Bahkan saat di kamar tidur atau kamar mandi hasil poto selfie banyak yang mengabadikannya.  

Smartphone yang dilengkapi dengan aplikasi google store atau google play, sangat mudah untuk mendapatkan camera yang dilengkapi dengan perangkat hi-tech seperti pada ; Line Camera, Instagram, dan camera 360 yang bisa di download dengan mudah.  Hasil gambar dari camera 360 dan yang lainnya langsung bisa di edit dengan berbagai pilihan, seperti magic skin yang dapat merubah gambar asli dan hasil pemotretan menjadi lebih bagus dan mulus. Jadi bagi yang selalu ingin tampil narsis di jejaring sosial dan media cetak atau elektronik  lainnya, camera 360 adalah salah satunya yang memberikan solusi dengan hasil pemotretan yang luar biasa.

Narsis dan gangguan spikologis



Diterangkan  oleh seorang pakar  Mariann Hardey seorang pengajar di Durham University, seperti dikutip oleh Guardian (14/07). "Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya,"
Kata Hardey bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat 'bernilai' dan lebih “wah!” apabila ada yang berkomentar bagus dan pujian tentang foto tersebut.

duck face poseAksi selfie merupakan bentuk diri yang ingin diakui atau bisa juga disebut sebagai tanda kurang percaya  terhadap diri sendiri, sehingga dengan melakukan aksi selfie dan kemudian menyebar luaskannya baik di media cetak atau jejaring sosial orang akan sedikit banyak melihat dan mengakui keberadaannya.

Namun tahukah kita? Aksi selfie yang keseringan karna ingin selalu tampil narsis itu termasuk  mengidap ganguan kepribadian. Tepatnya gangguan kepribadian narsistik.  Boleh percaya atau tidak.  Namun sedikit banyak peneliti mengatakan hal yang serupa.

Menurut para pakar spikologi, adanya ganguan diantara sekian  macam gangguan  ternyata  terdapat satu gangguan yang mungkin tidak kita sadari akan adanya gangguan tersebut.  Yaitu narsicissistic personaly disoder (gangguan kepribadian narsistik) dijelaskan pula bahwa gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan yang melibatkan pola pervaisv dari grandiosities dalam fantasi atau prilaku, sama dengan membutuhkan pujian dan kurang empati. Orang-orang yang menilai “tinggi” akan dirinya sendiri bahkan melebih-lebihkan kemampuan riil mereka dan menganggap dirinya berbeda dengan orang lain. Serta dianggap pantas menerima perlakuan yang khusus.  Perilaku yang sangat narsis namun sungguh ekstrim bukan!?

 Sedangkan kata narsis berasal dari bahasa Yunani kuno dari seorang yang bernama Narcissus, pria tampan yang  telah menampik cinta Dewi Echo dan sangat mengagumi keelokan dirinya sendiri. Ia menghabiskan waktunya untuk melihat bayangannya sendiri dengan bercermin pada air di permukaan kolam, Narcissus jatuh cinta pada banyangannya sendiri.  Para spiko analis menggunakan narcissus untuk mendeskripsikan orang-orang yang menunjukkan bahwa dirinya orang penting secara berlebih-lebih dan yang terokupasi dengan keinginan mendapatkan perhatian. (cooper dan Roningstam 1992)

Orang-orang narsis mempunyai ciri-ciri senang menjadi pusat perhatian dan senang bila ada pujian yang membanggakan dirinya.  Berbicara soal narsis sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari masalalu mereka.  beberapa teori spikologi yang khususnya beraliarn Freud, mengatakan bahwa kebanyakan mereka yang narsistik tidak mendapatkan penghargaan yang layak waktu kecil.

Nah, bagaimana dengan anda? Apakah anda termasuk orang yang masa kecilnya kurang bahagia? Sehingga hal itu menjadi bisnis yang tak pernah  habis-habisnya di sepanjang hidup.  Narsis kok over dosis? god!

dikutip dari berbagai sumber








1 komentar: