Selfie
tanda-tanda adanya gangguan spikologi benarkah?
Sebelum meneruskan tulisan ini baiknya kita cari tahu dulu apa
sih Selfie itu?
Awalnya
saya mengira selfie itu nama orang, setelah saya baca sebuah artikel yang
menjelaskan tentang larangan selfie di sebuah lestoran ternama saya pun makin
tertarik untuk mencari tahu apa sih
selfie itu? Kok dilarang?
Setelah
mencari informasi dari berbagai situs, ternyata yang namanya selfie itu adalah
sebuah istilah bahasa ingris yang berasal dari kata self portrait yang artinya mengabadikan diri sendiri dengan perangkat
elektronik tanpa bantuan orang lain, self portrait atau yang disingkat
menjadi selfie. Selfie dilakukan
pertama kali oleh seseorang bernama Robert Cornelius dan dicatat dalam sejarah
pada tahun 1839.
Kata "selfie" sendiri telah mendapat penobatan dari Oxford Dictionaries (Kamus Oxford) sebagai Word of The Year.
Seperti dikutip dari laman BBC,
Rabu, 20 November 2013, Kamus Oxford mendefinisikan kata selfie sebagai
aktivitas seseorang yang memotret dirinya sendiri, umumnya menggunakan ponsel
atau webcam, kemudian mengunggahnya ke situs media sosial.
Oh..,
itu toh maksudnya. Ternyata setelah memahami arti dari selfie, saya pun melirik
ke diri saya sendiri. Ya.., ternyata selama ini saya pun termasuk salah satunya
dari mereka- yang suka selfie. =D
Benarkah selfie itu bentuk
dari tanda-tanda adanya gangguan spikologis? yuk kita telusuri infonya yang
telah saya kumpulkan dari berbagai sumber.
Kini di era teknologi yang
serba maju, aksi hasil selfie banyak dijumpai dan beredar di berbagai media dan
jejaring sosial. Dengan menggunakan perangkat hight tecnology smartphon,
tablet, aksi selfie banyak dijumpai dimana-mana dan kapanpun juga. Seperti saat
di stasion, taman, dan tempat-tempat umum lainnya. Bahkan saat di kamar tidur
atau kamar mandi hasil poto selfie banyak yang mengabadikannya.
Smartphone yang dilengkapi
dengan aplikasi google store atau google play, sangat mudah untuk mendapatkan
camera yang dilengkapi dengan perangkat hi-tech seperti pada ; Line Camera,
Instagram, dan camera 360 yang bisa di download dengan mudah. Hasil gambar dari camera 360 dan yang lainnya langsung
bisa di edit dengan berbagai pilihan, seperti magic skin yang dapat merubah
gambar asli dan hasil pemotretan menjadi lebih bagus dan mulus. Jadi bagi yang
selalu ingin tampil narsis di jejaring sosial dan media cetak atau elektronik lainnya, camera 360 adalah salah satunya yang memberikan
solusi dengan hasil pemotretan yang luar biasa.
Narsis dan gangguan
spikologis
Diterangkan oleh seorang pakar Mariann Hardey seorang pengajar di Durham University, seperti
dikutip oleh Guardian (14/07). "Selfie adalah salah satu revolusi
bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja
memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya,"
Kata Hardey bahwa dengan
memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin
terlihat 'bernilai' dan lebih “wah!” apabila ada yang berkomentar bagus dan
pujian tentang foto tersebut.
Aksi selfie merupakan bentuk diri
yang ingin diakui atau bisa juga disebut sebagai tanda kurang percaya terhadap diri sendiri, sehingga dengan
melakukan aksi selfie dan kemudian menyebar luaskannya baik di media cetak atau
jejaring sosial orang akan sedikit banyak melihat dan mengakui keberadaannya.
Namun tahukah kita? Aksi selfie
yang keseringan karna ingin selalu tampil narsis itu termasuk mengidap ganguan kepribadian. Tepatnya
gangguan kepribadian narsistik. Boleh
percaya atau tidak. Namun sedikit banyak
peneliti mengatakan hal yang serupa.
Menurut para pakar spikologi, adanya
ganguan diantara sekian macam
gangguan ternyata terdapat satu gangguan yang mungkin tidak
kita sadari akan adanya gangguan tersebut.
Yaitu narsicissistic personaly disoder (gangguan kepribadian narsistik) dijelaskan
pula bahwa gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan yang melibatkan pola
pervaisv dari grandiosities dalam fantasi atau prilaku, sama dengan membutuhkan
pujian dan kurang empati. Orang-orang yang menilai “tinggi” akan dirinya
sendiri bahkan melebih-lebihkan kemampuan riil mereka dan menganggap dirinya
berbeda dengan orang lain. Serta dianggap pantas menerima perlakuan yang
khusus. Perilaku yang sangat narsis namun sungguh ekstrim
bukan!?
Sedangkan kata narsis berasal dari bahasa
Yunani kuno dari seorang yang bernama Narcissus, pria tampan yang telah menampik cinta Dewi Echo dan sangat
mengagumi keelokan dirinya sendiri. Ia menghabiskan waktunya untuk melihat
bayangannya sendiri dengan bercermin pada air di permukaan kolam, Narcissus
jatuh cinta pada banyangannya sendiri.
Para spiko analis menggunakan narcissus untuk mendeskripsikan
orang-orang yang menunjukkan bahwa dirinya orang penting secara berlebih-lebih
dan yang terokupasi dengan keinginan mendapatkan perhatian. (cooper dan
Roningstam 1992)
Orang-orang narsis mempunyai
ciri-ciri senang menjadi pusat perhatian dan senang bila ada pujian yang
membanggakan dirinya. Berbicara soal
narsis sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari masalalu mereka. beberapa teori spikologi yang khususnya
beraliarn Freud, mengatakan bahwa kebanyakan mereka yang narsistik tidak
mendapatkan penghargaan yang layak waktu kecil.
Nah, bagaimana dengan anda?
Apakah anda termasuk orang yang masa kecilnya kurang bahagia? Sehingga hal itu
menjadi bisnis yang tak pernah habis-habisnya di sepanjang hidup. Narsis kok over dosis? god!
dikutip dari berbagai sumber
I LIKE THIS ARTICLE..
BalasHapus