buka hatimu

Pages

Kamis, 13 Desember 2012

Tentang Kehidupan

Kalimat Pembuka

        Disini saya akan berbagi sebuah catatan dari seorang penulis yang saya kagumi, ia adalah seorang konsultan TI bidang financial/ Managerial Accounting dan General Insurance Sistem. buku-buku beliau telah banyak diterbitkan di Gramedia Pustaka Utama.
        Dari buku beliaulah saya menemuka sesuatu yang sangat berharga dan sesuatu yang harus saya pelajari. Ibarat si Enong saja yang jatuh cinta terhadap sebuah kamus satu milliar yang di belikan oleh ayahnya saya selalu membawa buku ini kemana-mana seperti si enong. cuman bedanya buku ini saya dapatkan bukan dari ayah saya, tapi dari sahabat saya yang bernama Bung Darwin.
       Baik langsung saja saya akan berbagi tentang isi buku dari Kak Leman, semoga saja catatan ini berguna bagi sahabat semua, jika berkenan saya akan mebaginya lagi nanti di kesempatan yang selanjutnya.



Filosofi Barat dan China  

          Ada perbedaan pandangan antara filosofi barat dan China, filosofi barat yang menekankan ambisi, individualisme, rasionalistas, kekuatan, dan kebebasan dengan filosofi China yang lebih menekankan kewajiban, wisdom, harmoni dan hubungan antar sesama.

         Dalam kehidupan sehari-hari, filosofi China lebih menekankan keharmonisan [ Yin yang] di dunia  dibandingkan dengan filosofi barat yang selalu menekankan harus menang dan harus menang sehingga kadang -kadang menbuat kehidupan ini menjadi penuh " STRESS"

         Ingatlah life is aboute balance, harus ada keseimbangan dalam kehidupan. Kita bekerja, berbisnis, dan mencari uang untuk mendukung adan menopang kehidupan, bukan untuk merebut kehidupan dari kita, misal dengan bekerja tanpa kenal batas waktu.

          Hidup bukan semata-mata mengenai tujuan ahir, melainkan suatu perjalanan untuk mencapai tujuan itu [Life is Journey]. Artinya saat mengejar impian, tujuan atau cita-cita, kita tak boleh mengabaikan bagian hidup yang lain.

       Kita harus "menikmati" hidup ini disini dan sekarang juga. jangan menunda-nunda jangan menyia-nyiakannya, jangan menunggu sampai mencapai kesuksesannya baru kemudian menikmatinya. Coba kita renungkan ketika kecil kita menyukai permen, cokelat, boneka, mobil-mobilan, atau maian yang lain. Dengan uang dan kesuksesan kita sekarang, bisakah kita membeli kesenangan dan kebahagiaan tersebut? memang kita bisa membali " barang-barang" tersebut, bahkan dengan kualitas dan teknologi yang lebih canggih, tetapi sekali lagi dapatkah kita menikmatinya seperti dulu waktu kita masih kecil.?

       Saya tidak mengatakan anda tidak boleh bekerja keras mengejar kesuksesan. Hanya saja dengan " Ngotot" dan terlalu memfokuskan pada kesuksesan semata, kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kesenangan atau pengalaman hidup yang bisa memberi kita kebahagiaan. Memang kerja keras dan fokus pada tujuan akan memberikan manfaat berupa semangat dan api motivasi yang menyala-nyala. Meski pun demikian sekali lagi janganlah anda keluar dari siapa diri anda yang sebenarnya.

      Cobalah simak kisah seorang anak yang ingin membeli waktu ayahnya seharga seratus ribu perjam.

      Ayah yang terlalu Sibuk
      Adalah seorang ayah yang sangat sibuk dengan pekerjaannya. Setaip hari ia berangkat kerja sebelum anak-anaknya bangun dan pulang kerumah larut malam ketika mereka sudah tertidur lelap.

     Suatu hari anaknya yang berumur 5 tahun menunggunya sampai malam. Saat melihat ayah pulang anak tersebut langsung menghampirinya dan berkata " Ayah, bolehkah saya bertanya sesuatu?" mendapat pertanyaan tersebut ayahnya langsung menjawab, " Tentu boleh ada apa Nak.?"
" Berapa penghasilan ayah per jam?" Tanya nak tersebut ingin tahu.
" Kenapa kau tanya sesuatu yang tidak ada hubungannya denganmu?" Ayahnya balas bertanya.

      Anak itu tidak menjawab, tapi justru mendesak ayahnya dengan pertanyaan yang sama. Setelah dipaksa beberapa kali, akhirnya ayahnya menjawab bahwa penghasilannya per jam adalah seratus ribu.
" Bolehkah saya minta lima puluh ribu rupiah dari Ayah.?" Tanya nak tersebut dengan nada memohon.

       Awalnya sang ayah keberatan, tetapi karena didesak terus ahirnya sang ayah memberikan juga uang lima puluh ribu tersebut yang diminta oleh anaknya.
Anak itu sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada ayahnya, Kemudian ia pergi mengambil celengannya dan mengeluarkan uang yang ada didalamnya. Setelah dihitung jumlah keseluruhannya adalah seratus ribu pas.

        Kemudian anak itu berkata kepada ayahnya, " Bolehkan saya membeli waktu Ayah satu jam?" Dengan mata berkaca-kaca ia melanjutkan, "Bisakah Ayah pulang lebih cepat  dan menemani saya makan malam?" Nada anak itu sangat memilukan dan menyetuh hati ayahnya.

Pesan

Waktu dan kasih sayang tidak dapat digantikan atau dibeli dengan uang. Maka dari itu sediakanlah waktu untuk keluarga dan anak-anak karena mereka membutuhkan bimbingan, perhatian, kehangatan, kasih sayang, dan  waktu KITA.

Kebersamaan itu akan menciptakan kebahagiaan-kebahagiaan kecil bagi kita maupun keluarga, dan yang pasti akan menjadi moment yang paling berharga dalam kehidupan anda dan keluarga.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar